Selasa, 02 Desember 2014

5 Cara Mengetahui Sifat Wanita dari Cara Berjalan

Setiap langkah kaki Anda menggambarkan siapa diri Anda. Setiap langkah yang Anda ambil pada dasarnya mencerminkan seperti apa cara Anda dalam mengambil keputusan. Ada yang berjalan dengan pasti, ada yang berjalan dengan merunduk dan ada yang berjalan dengan santai. Begitulah tipe setiap orang dengan caranya masing-masing untuk mengambil dan menikmati langkah mereka.
Nah, Anda pasti penasaran dengan makna cara berjalan Anda, atau bahkan cara berjalan orang-orang di sekitar Anda. Berikut ulasannya:
1. Berjalan Dengan Menunduk
Orang yang berjalan menunduk menunjukkan sisi yang menutup diri. Namun, bukan berarti orang seperti ini tidak suka bergaul. Ada sisi misterius, rendah diri, dingin dan cuek. Namun pada dasarnya orang seperti merindukan suasana akrab dan hangat. Wanita dengan cara jalan seperti ini adalah wanita yang cukup sulit ditaklukkan oleh pria, namun mereka adalah sosok yang setia.
2. Berjalan Sambil Menoleh Kanan dan Kiri
Ada orang yang senang berjalan sambil menoleh ke kiri maupun ke kanan biasanya merupakan orang yang perhatian, bisa menjaga rahasia dan cukup detail. Biasanya orang seperti ini punya cara yang tak terduga dalam kehidupan sehingga terkesan licik. Namun sebenarnya orang seperti ini tidak akan merugikan orang lain. Wanita yang berjalan seperti ini biasanya adalah wanita yang penurut.
3. Berjalan Lurus
Orang yang berjalan lurus dan mantap biasanya memiliki prinsip yang kuat. Mungkin sesekali mereka menelan ludah sendiri, namun mereka cukup hebat dalam berspekulasi. Wanita yang berjalan dengan cara seperti ini biasanya lebih berminat pada pria yang sama-sama bisa diajak diskusi.
4. Jalan Seperti Jinjit
Orang seperti ini berjalan dengan hampir tidak menyentuh tanah. Orang seperti ini biasanya agak sulit dipercaya dan cenderung egois. Hati-hati wanita yang berjalan dengan cara seperti ini, karena ternyata Anda memiliki pembawaan yang boros dalam membelanjakan uang. Tetap hemat ya, Ladies.
5. Berjalan Tidak Lurus
Ada orang yang berjalan dengan menggerak-gerakkan badan ke kanan dan ke kiri. Biasanya orang seperti ini agak meremehkan masalah atau bahkan mereka tidak berpikir panjang mengenai masalah tersebut dan masalah lain yang akan dihadapi. Wanita yang memiliki cara berjalan seperti ini sebaiknya belajar untuk lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam menyikapi suatu hal.

Misteri 'Tjipetir' di Eropa Terlacak Hingga Indonesia

Suatu hari di musim panas 2012, Tracey Williams sedang menemani anjingnya jalan-jalan di pantai dekat rumahnya di  Newquay, Cornwall, Inggris. Perempuan itu melihat benda persegi hitam, mirip talenan, di antara gundukan pasir.

Ia mendekati benda itu, menyentuhnya, rasanya kenyal seperti karet. Entah apa gerangan temuannya itu. Hanya ada satu petunjuk: tulisan 'Tjipetir' -- dengan huruf kapital -- yang terukir besar di tengahnya. Beberapa minggu kemudian objek serupa ditemukan di pantai berbeda, terbawa gulungan ombak ke tepian.

Penasaran berat, Williams lalu melakukan riset asal-usul benda persegi misterius itu. Ia mempelajari tentang kejadian kapal karam, selama Perang Dunia I, juga tragedi Titanic yang melegenda.

Dan ternyata, benda serupa juga muncul di seantero Eropa terbawa ombak, entah dari mana asalnya, bikin bingung siapapun yang menemukannya.


Spekulasi pun merebak di 'Benua Biru'. Media seperti Daily Mail dan Times berkali-kali memuat artikel tentang misteri itu. Pun dengan media Prancis, Lefigaro memuat tulisan panjang tentang hal serupa.

Williams tak mau larut dalam misteri dan spekulasi. Ia mencari tahu asal-usul dari benda persegi itu. Melacaknya dari kata 'Tjipetir'.

Dan ia menemukan, kata Tjipetir bersesuaian dengan nama sebuah kebun karet di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, yang beroperasi sejak akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Ketika Nusantara masih bernama Hindia Belanda.

Dan ternyata, benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia. Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20 digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.

Sebelum ada plastik -- material yang lebih modern -- gutta-percha digunakan sebagai bahan pembuat bola golf, hidung boneka teddy bear, pigura, juga aksesoris.

Williams lantas menyebarkan temuannya itu di laman Facebook-nya. Orang-orang pun makin ramai merespons dan berbagi 'Tjipetir' temuannya.

Ternyata benda persegi itu ditemukan tak hanya di Inggris dan Wales, tapi sampai di Shetland, Channel Islands, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Sejumlah orang juga melaporkan temuan karung dan gulungan karet.

Jumat, 28 November 2014

Best Moment of LCC SMANSATARA

Ini saat dimana aku dan teman-teman SMA ku lomba, yaitu lomba cerdas cermat UUD'45 dan TAP MPR. Lomba ini diikuti oleh 10 rang dalam 1 kelompok/grup, yaitu aku (Meylinda Aviyani), Bella (Bella Apriliana), Igel (Maulita Prygel), Rani, Tiur, Puput (Putri Annisa), Yuliana, Fadhil, Alex, dam Shiddiq.

Ini saat-saat kebersamaan kita saat lomba di tingkat kabupaten. hehehe :)
Ini saat kita latihan yel-yel. haha paling seru ya pas latihan yel-yel ini :D


Nah ini nih waktu mau mulai lombanya. Duh deg-defan banget rasanya. Takut nge-blank aja sih sama hapalannya. Tapi sebelum lomba dam saat lomba pun kita selalu berdo'a agar bisa diberi kemudahan o:)
Ini saat break  mau babak final kita disuruh nyanyi dan baca puisi. Hehehe :D
Jeng-jeng........ Inilah hasilnya setelah kita lomba.... Alhamdulillah bisa dapat juara 1 jadi kita bisa lolos ke provinsi o:)

Ini saat latihan buat ke provinsi masih sempet eksis. Hehe

Ini lah piala dan plakat saat kita juara 2 di provinsi. Alhamdulillah walaupun tidak menang tidak apa-apa, yang penting kebersamaan dan pengalamannya itu sangat tidak terlupakan :')
Ini keseruan saat latihan buat ke provinsi. Serius banget yak. Tapi masih aja difoto serius hapalan gini :D

































Kamis, 27 November 2014

Makalah Manajemen Diri



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Ada jutaan manusia yang berpikir, merasa, dan yakin bahwa di dalam dirinya tidak ada keunggulan, bakat, atau kelebihan apapun yang pantas diandalkan. Isi pikiran, isi perasaan, dan isi keyakinan semacam itu, entah kita sadari atau tidak, lama kelamaan membentuk sebuah kesimpulan di dalam batin, membentuk citra diri, membentuk opini tentang diri, membentuk defenisi diri yang kita ciptakan sendiri tentang diri kita.
Rasa percaya diri adalah satu diantara aspek-aspek kepribadian yang penting dalam kehidupan manusia. Rasa percaya diri sangat membantu manusia dalam perkembangan kepribadiannya. Karena itulah rasa kepercayaan diri sangat dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya.
Inferioritas merupakan kebalikan dari superioritas (rasa percaya diri yang terlalu tinggi). Inferioritas itu adalah minder atau rasa rendah diri. Inferioritas adalah perasaan yang relatif tetap (persistent) tentang ketidakmampuan diri atau munculnya kecenderungan untuk merasa kurang atau menjadi kurang sehingga tidak bisa menunjukkan kebolehannya secara optimal.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari mengembangkan kepercayaan diri?
2.    Bagaimana  aspek-aspek dari kepercayaan diri?
3.    Apa saja karakteristik dalam kepercayaan diri?
4.    Apa saja manfaat dalam mengembangkan kepercayaan diri?
5.    Bagaimana cara efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri?
6.    Apa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri?
7.    Bagaimana cara menciptakan mindset dalam meningkatkan kepercayaan diri?
8.    Apa saja tips untuk tampil percaya diri?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari mengembangkan kepercayaan diri
2.    Untuk mengetahui aspek-aspek dari kepercayaan diri
3.    Untuk mengetahui karakteristik dalam kepercayaan diri
4.    Untuk mengetahui manfaat dalam mengembangkan kepercayaan diri
5.    Untuk mengetahui cara efektif untuk meningkatkan kepercayaan diri
6.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri
7.    Untuk mengetahui cara menciptakan mindset dalam meningkatkan kepercayaan diri
8.    Untuk mengetahui tips tampil percaya diri













BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Mengembangkan Kepercayaan Diri
·         Maslow (dalam Alwisol, 2004:24), mengatakan bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi (1993:9) konsep diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Sullivan (dalam Bastaman, 1995:123) mengatakan bahwa ada dua macam konsep diri yaitu, konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri yang positif terbentuk karena seseorang secara terus menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan. Sedangkan konsep diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik negatif seperti ejekan dan perendahan.
·         Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira.
·         Menurut pendapat Angelis (2003:10), percaya diri berawal dari tekad pada diri sendiri, untuk melakukan segalanya yang kita inginkan dan butuhkan dalam hidup. Percaya diri terbina dari keyakinan diri sendiri, sehingga kita mampu menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu.
·         Menurut Rahmat (2000:109) kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada  konsep diri.
·         Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan sendiri. Seseorang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan berfikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berfikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Hakim ,2002).
·         Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri (Self confidence) merupakan adanya sikap individu yakin akan kemampuannya sendiri untuk bertingkah laku sesuai dengan yang diharapkannya sebagai suatu perasaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak memerlukan dukungan orang lain dalam setiap mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, selalu bersikap optimis dan dinamis, serta memiliki dorongan prestasi yang kuat.

B.   Aspek Aspek Kepercayaan Diri 
Menurut Lauster (1997) orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah
  • Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan apa yang dilakukannya.
  • Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan.
  • Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. 
  • Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.
C.   Karakteristik Kepercayaan Diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
·         Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
·         Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
·         Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain - berani menjadi diri sendiri
·         Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
·         Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
·         Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, ornag lain dan situasi di luar dirinya
Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
D.   Manfaat Dalam Mengembangkan Kepercayaan Diri
Manfaat yang di dapat dalam mengembangkan kepercayaan diri adalah :
1.  Dapat menjadikan kita seseorang yang menghargai waktu karena waktu tidak dapat di beli dan tidak dapat datang untuk kesekian kali nya maka gunakanlah waktu dengan sebaik- baiknya.
2.  Hidup kita akan terkontrol jika kita memiliki management hidup yang baik maka kita akan mengetahui bagaimana cara kita memperlakukan waktu dengan sebaik-baiknya tanpa membuang waktu dengan percuma.
3.  Memiliki pandangan hidup yang luas tentang bagaimana kita nantinya, mau jadi apa kita nantinya dan hidup tidak akan terbuang sia-sia karena kita sudah mempunyai planning kedepan, untuk menjadikan hidup kita menjadi sukses karena management yang kita bangun dengan sebaik mungkin.
Maka hargailah hidup dengan sebaik-baiknya,Karena apa yang kita di lakukan di kehidupan sekarang maka akan di tuai di kehidupan nantinya, maka isi kehidupan dengan hal yang positive, jauhi perilaku yang dapat menjadikan diri kita menyesal di hari nantinya karena kita tidak bisa memanagementkan waktu dengan sebaik mungkin dan menjadikan tiap hari mu menyenangkan, dan juga bermanfaat untukmu di kemudian hari.
E.   Cara Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri
Meningkatkan kepercayaan diri adalah sesuatu yang kita ingin kembangkan, Kebanyakan orang sekarang menderita dari kurangnya rasa percaya diri, yang kadang-kadang disebut sebagai harga diri rendah. Ini seperti epidemi dalam kehidupan modern. Kita mungkin tidak menyadarinya, tetapi percaya diri mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita..
Misalnya, jika Anda kurang memiliki kepercayaan diri untuk berbicara untuk diri sendiri ketika hal tertentu perlu ditangani, dapat menyebabkan Anda merasa lebih buruk tentang diri Anda. Tidak memiliki keyakinan tak terbendung mungkin menyebabkan Anda hanya sikat masalah off dan berharap ia akan pergi.
Kita dapat menghibur diri sendiri dengan mengatakan hal-hal seperti, "Aku tidak suka konflik". Secara nyata, saya tidak berpikir sebagian besar orang menikmati konflik, tetapi ada kalanya situasi harus ditangani. Ketika kita memancarkan percaya diri, Anda dapat menangani situasi yang timbul dengan cara yang sesuai.
Apakah ini karena kita bingung keyakinan dengan arogansi? Mungkin. Tapi itu tidak harus seperti itu. Berikut cara-cara yang efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri :
1.    Berhenti Khawatir Tentang Apa Yang Orang Lain Pikirkan kepada Anda
Sesuatu Ini untuk dipertimbangkan. Ketika Anda khawatir apa yang orang lain pikirkan tentang Anda, mereka juga khawatir apa yang orang lain hal dari mereka. Kebanyakan orang sibuk memikirkan diri sendiri untuk berpikir tentang Anda. Berkonsentrasi pada pembangunan kepercayaan diri Anda dan jangan khawatir tentang hal apa yang orang lain pikirkan tentang Anda.
2.    Anda Harus Pelajari Bagaimana Menjadi Yakin
Kepercayaan diri adalah sifat yang dipelajari. Ini bukan sesuatu yang mewarisi. Jika Anda kurang percaya diri sekarang, kabar baiknya adalah  itu tidak permanen. Belajar seumur hidup adalah keterampilan, dan meningkatkan rasa percaya diri adalah sesuatu yang selalu bisa belajar. Ini hampir seperti otot, Anda harus melakukan sesuatu yang kecil setiap hari untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda. Buatlah kebiasaan memperkuat otot ini setiap hari dan Anda akan berada di jalan untuk meningkatkan percaya diri.
3.    Pandang Diri Sendiri Secara Positif
Cara pandang yang keliru kepada diri sendiri secara alam bawah sadar membangun Rasa Minder, Rasa Takut bahkan Rasa Bersalah berlarut-larut.  Anda merasa bahwa Keberuntungan tidak pernah berpihak pada diri sendiri.  Perasaan yang salah ini menjadikan Anda selalu Rendah Diri dan selalu merasa berada di belakang orang lain atau tertinggal dari kebanyakan orang.  Yang lebih buruk lagi, Anda merasa ini adalah “kutukan” yang tidak terhindarkan dari Garis Hidup dan Kehidupan Anda.  Sedemikian cara awal agar Percaya Diri Anda meningkat adalah memandang diri sendiri secara positif. Yakinlah bahwa setiap orang memiliki berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Tidak hanya kekurangan Anda pun sosok unik yang pasti berbeda dengan orang lain. Apa yang tidak dimiliki orang lain bisa jadi Anda memilikinya, demikian pula sebaliknya.  Ubah cara pandang Anda terhadap diri sendiri terlebih dahulu untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Percaya Diri.
4.    Tingkatkan Pengetahuan dan Keterampilan
Kita tidak akan pernah mengalami peningkatan percaya diri ketika Ketrampilan dan Pengetahuan masih seperti dahulu.  Tidak ada wawasan dan Ilmu baru yang Anda miliki, sementara orang lain semakin hebat dan handal dalam bidang baru.  Perluas Ilmu Pengetahuan dan wawasan Anda, karena informasi dan pengetahuan adalah kekuatan Anda menghadapi lingkungan dan orang-orang sekitar.  Banyak membaca, menulis, berdiskusi dan bertukar pikiran dengan orang lain, sehingga pengalaman Anda lebih cepat terakumulasi dari komunikasi tersebut.  Tekuni bidang ketrampilan yang Anda paling sukai dan tambah terus ketrampilan baru yang selaras dengan pengetahuan Anda.  Dalam banyak hal pula, ketrampilan komunikasi adalah jembatan untuk Anda menambah wawasan, ketrampilan ini berguna bagi hubungan individu atau hubungan publik.
5.    Terbuka terhadap Kritik dan Saran
Memang tidak mudah untuk menerima kritikan, namun mungkin Anda dapat belajar menerima saran.  Setelah itu Anda akan mampu menjadi seseorang yang Bijaksana dalam menerima umpan balik positif.  Kritik dan saran dapat Anda jadikan sebuah inputan positif dengan sudut pandang positif pula.  Walau memiliki kelemahan, bukan berarti orang lain segan memberikan masukan kepada Anda, justru cobalah membangun komunikasi dengan orang yang tepat yang selalu memberi saran perbaikan kepada Anda.  Keterbukaan juga sebuah sifat dan karakter yang baik dalam membina relasi dan kerjasama Tim.  Sifat terbuka membuat Anda percaya diri tanpa berlebihan.
F.    Faktor faktor yang Mempegaruhi Terbentuknya Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a.    Faktor internal, meliputi :
1.    Konsep diri. Terbentuknya keperayaan diri pada seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan suatu kelompok. Menurut Centi (1995), konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2.    Harga diri. Meadow (dalam Kusuma, 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana menerima dirinya sendiri. Akan tetapi orang yang mempuyai harga diri rendah bersifat tergantung, kurang percaya diri dan biasanya terbentur pada kesulitan sosial serta pesimis dalam pergaulan.
3.    Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Anthony (1992) mengatakan penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan percaya diri seseorang. Lauster (1997) juga berpendapat bahwa ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang kentara.
4.    Pengalaman hidup. Lauster (1997) mengatakan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman yang mengecewakan adalah paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri. Lebih lebih jika pada dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang dan kurang perhatian.
b.    Faktor Eksternal meliputi :
4.  Pendidikan. Pendidikan mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Anthony (1992) lebih lanjut mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu bergantung pada individu lain. Individu tersebut akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya dengan memperhatikan situasi dari sudut kenyataan.
5.  Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma,2005) mengemukakan bahwa bekerja dapat mengembangkan kreatifitas dan kemandirian serta rasa percaya diri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa rasa percaya diri dapat muncul dengan melakukan pekerjaan, selain materi yang diperoleh. Kepuasan dan rasa bangga di dapat karena mampu mengembangkan kemampuan diri.
6.  Lingkungan dan Pengalaman hidup. Lingkungan disini merupakan lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan keluarga seperti anggota kelurga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat, maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995).
     Sedangkan pembentukan kepercayaan diri juga bersumber dari pengalaman pribadi yang dialami seseorang dalam perjalanan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan psikologis merupakan pengalaman yang dialami seseorang selama perjalanan yang buruk pada masa kanak kanak akan menyebabkan individu kurang percaya diri (Drajat, 1995). 
     Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada individu, yaitu faktor internal dan eksternal.Faktor internal meliputi konsep diri, harga diri dan keadaan fisik. Faktor eksternal meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman hidup.
G.   Cara Menciptakan Mindset Dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri
Untuk membangun kepercayaan diri, maka yang perlu dirubah adalah pola fikir dan attitude (sikap). walaupun sebenarnya masih ada banyak faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri, tapi beberapa strategi di bawah ini bisa jadi merupakan langkah jitu untuk membangun rasa percaya diri Anda yang tak tergoyahkan :
1.    Temukan Keinginan Terbesar Anda
Anda akan lebih percaya diri jika menemukan impian Anda. Ketika Anda memiliki impian dan memiliki hasrat untuk memperolehnya maka anda akan lebih percaya diri dan melakukan segala hal untuk meraih mimpi anda tersebut. Usaha untuk meraih mimpi anda sendiri akan lebih besar daripada usaha untuk memperoleh sesuatu yang tidak anda impikan.
2.    Membuat Planning Untuk Merealisasikannya
Buatlah rencana yang baik untuk meraih mimpi tersebut. Jika anda memiliki rencana yang bisa anda lakukan, anda merasa memiliki trek untuk mencapai tujuan anda. anda akan lebih percaya diri untuk meraih mimpi anda.
3.    Jujur Terhadap Diri Sendiri
Jujur terhadap diri sendiri akan menjadikan anda bersyukur. Temukan kelebihan dan kekurangan dalam diri anda, setelah itu fokus terhadap kelebihan. Ketika anda jujur terhadap diri sendiri maka anda akan lebih berani untuk meraih mimpi anda.
Selanjutnya, dari segi sikap, aplikasikan langkah berikut ini agar percaya diri anda meningkat dalam kehidupan sosial:
1.    Berjalan Cepat
Cara mengetahui orang yang penuh percaya diri dan penuh rendah diri adalah dari gaya jalannya. Orang yang percaya diri akan jalan lebih cepat. mereka memiliki tujuan dan pekerjaan penting yang harus dilakukan. Maka, cobalah untuk berjalan lebih cepat dari biasanya. Jalan cepat ini bukan hanya akan mendongkrak rasa percaya diri, tapi juga akan menghemat waktu anda. cobalah untuk berjalan lebih cepat maka anda akan merasa penting.
2.     Gesture Tubuh Yang Baik
Pernahkah anda melihat orang yang berdiri dengan menumpu pada satu kaki? Membungkukkan badan ketika berjalan? Memiliki badan yang lemah seperti karet? Memiliki sorot mata yang layu? Apakah yang ada di benak anda?
Gesture tubuh adalah salah satu pendongkrak rasa percaya diri. Jika kita selalu membiasakan diri untuk memiliki sikap yang baik dalam berdiri, duduk, menatap orang lain, dan gerakan tubuh lainnya maka anda akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Dari rasa percaya diri tersebut akan memancarkan aura kepada orang lain sehingga orang lain akan menghargai anda.
3.    Duduk Di Barisan Depan
Pada umumnya, di sekolah, kantor, dan majelis publik lainnya kebanyakan orang ingin duduk di bagian paling belakang. Mereka memilih di belakang karena agar mereka tidak diperhatikan pembicara, bisa melakukan hal lain, atau tidak memiliki niat yang kuat untuk mengikuti perkumpulan. Sebenarnya kebiasaan duduk di belakang mencerminkan kurangnya kepercayaan diri. Maka cobalah untuk selalu duduk di depan. setidaknya tidak di belakang. Dengan memutuskan untuk duduk di barisan depan, Anda akan merasa lebih percaya diri dan menganggap rasa minder sebagai hal yang paling tidak rasional untuk dimiliki. Anda juga akan lebih terlihat dan diperhatikan oleh orang-orang penting yang menjadi pembicara, dan anda akan mendapatkan "setruman" yang lebih kuat dari pembicara daripada orang yang duduk di belakang.
4.    Bicaralah
Selama diskusi kelompok banyak orang tidak pernah berbicara karena mereka takut bahwa orang akan menghakimi mereka karena mengatakan sesuatu yang bodoh. Sebenarnya ketakutan seperti ini tidaklah benar. Dengan memaksakan diri untuk berbicara setidaknya sekali di setiap diskusi kelompok, secara berangsur-angsur anda akan menjadi pembicara publik yang lebih baik, lebih percaya diri, dan diakui sebagai pemimpin oleh rekan-rekan Anda.
5.    Berpakaian Rapi
      Terdapat korelasi positif antara cara berpakaian seseorang dengan pola pikirnya. Jika ia berpenampilan rapi dan tajam maka dapat ditebak bahwa orang tersebut memiliki jiwa dewasa, percaya diri tinggi, fokus, dan produktif. Tapi jika Ia berpakaian lusuh, maka orang akan berfikir bahwa ia adalah pemalas dan yang terpenting ia akan kesulitan untuk membangun rasa percaya diri.
H.   Tips Untuk Mengembangkan Kepercayaan Diri
      Untuk mengembangkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Berikut tips-tips untuk mengembangkan rasa percaya diri :
1.    Evaluasi diri secara obyektif
Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar "kekayaan" pribadi, seperti prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua asset-asset berharga Anda dan temukan asset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri Anda, seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths, Weaknesses, Obstacles and Threats) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realistik.
2.    Beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu Anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik, populer, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri - hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri.
3.    Positive thinking
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negatif yang muncul dalam benak Anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobodys perfect dan its okay if I made a mistake. Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. Jangan biarkan pikiran negatif menguasai pikiran dan perasaan Anda. Hati-hatilah agar masa depan Anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di re-view kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar.
4.    Gunakan self-affirmation
Untuk memerangi negative thinking, gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri. Contohnya:
  • Saya pasti bisa !!
  • Saya adalah penentu dari hidup saya sendiri. Tidak ada orang yang boleh menentukan hidup saya !
  • Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalahan ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan
  • Sayalah yang memegang kendali hidup ini
  • Saya bangga pada diri sendiri
5.    Berani mengambil resiko
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, Anda bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi resikonya. Contohnya, Anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika Anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya. Namun, lebih buruk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa daripada maju bertumbuh dengan mengambil resiko. Ingat: No Risk, No Gain.
6.    Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan
Ada pepatah mengatakan yang mengatakan orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa bersyukur pada Tuhan atas apa yang telah diterimanya dalam hidup. Artinya, individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Tuhan. Akibatnya, ia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Ia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pernah melihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan keputusasaan. Dengan "beban" seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan melihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat "cemburu" hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda.

7.    Menetapkan tujuan yang realistik
Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau tidak. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian anda akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal serpti yang disarankan di atas, niscaya anada akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebih-lebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.
Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk "harus" menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb - namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan dan otoriter - memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power keluarga, nama besar orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa.




















       STUDI KASUS
Pengembangan Rasa Percaya Diri
Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ketika seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orang tua mengharap anaknya diterima di A1 atau paling tidak A2, agar kelak bisa menjadi dokter. Atau, orangtua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Dengan kata lain, memenuhi harapan sosial. Akhirnya, anak tumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuti keinginan mereka. Pada saat individu tersebut ditantang untuk menjadi diri sendiri - mereka tidak punya keberanian untuk melakukannya. Rasa percaya dirinya begitu lemah, sementara ketakutannya terlalu besar.













BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Menurut Lauter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Ada tujuh tips untuk mengembangkan kepercayaan diri, yaitu evaluasi diri secara obyektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri, positive thinking, gunakan self-affirmation, berani mengambil resiko, belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan, dan menetapkan tujuan yang realistik.
B.   Saran
Sebaiknya kita tidak perlu  membandingkan diri dengan orang lain yang mempunyai kelebihan dari diri kita sendiri karena ini adalah hal yang salah. Cara itu sangat membuang waktu. Karena kita menganggap bahwa kehidupan orang lain jauh lebih beruntung. Akibatnya, kita  akan berpikir jika hidup yang dijalani sangat sulit, sedangkan orang lain diberi banyak kemudahan.