Setiap langkah kaki Anda menggambarkan siapa diri Anda. Setiap
langkah yang Anda ambil pada dasarnya mencerminkan seperti apa cara Anda
dalam mengambil keputusan. Ada yang berjalan dengan pasti, ada yang
berjalan dengan merunduk dan ada yang berjalan dengan santai. Begitulah
tipe setiap orang dengan caranya masing-masing untuk mengambil dan
menikmati langkah mereka.
Nah, Anda pasti penasaran dengan makna cara berjalan Anda, atau
bahkan cara berjalan orang-orang di sekitar Anda. Berikut ulasannya:
1. Berjalan Dengan Menunduk
Orang yang berjalan menunduk menunjukkan sisi yang menutup diri.
Namun, bukan berarti orang seperti ini tidak suka bergaul. Ada sisi
misterius, rendah diri, dingin dan cuek. Namun pada dasarnya orang
seperti merindukan suasana akrab dan hangat. Wanita dengan cara jalan
seperti ini adalah wanita yang cukup sulit ditaklukkan oleh pria, namun
mereka adalah sosok yang setia.
2. Berjalan Sambil Menoleh Kanan dan Kiri
Ada orang yang senang berjalan sambil menoleh ke kiri maupun ke kanan
biasanya merupakan orang yang perhatian, bisa menjaga rahasia dan cukup
detail. Biasanya orang seperti ini punya cara yang tak terduga dalam
kehidupan sehingga terkesan licik. Namun sebenarnya orang seperti ini
tidak akan merugikan orang lain. Wanita yang berjalan seperti ini
biasanya adalah wanita yang penurut.
3. Berjalan Lurus
Orang yang berjalan lurus dan mantap biasanya memiliki prinsip yang
kuat. Mungkin sesekali mereka menelan ludah sendiri, namun mereka cukup
hebat dalam berspekulasi. Wanita yang berjalan dengan cara seperti ini
biasanya lebih berminat pada pria yang sama-sama bisa diajak diskusi.
4. Jalan Seperti Jinjit
Orang seperti ini berjalan dengan hampir tidak menyentuh tanah. Orang
seperti ini biasanya agak sulit dipercaya dan cenderung egois.
Hati-hati wanita yang berjalan dengan cara seperti ini, karena ternyata
Anda memiliki pembawaan yang boros dalam membelanjakan uang. Tetap hemat
ya, Ladies.
5. Berjalan Tidak Lurus
Ada orang yang berjalan dengan menggerak-gerakkan badan ke kanan dan
ke kiri. Biasanya orang seperti ini agak meremehkan masalah atau bahkan
mereka tidak berpikir panjang mengenai masalah tersebut dan masalah lain
yang akan dihadapi. Wanita yang memiliki cara berjalan seperti ini
sebaiknya belajar untuk lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam
menyikapi suatu hal.
Selasa, 02 Desember 2014
Misteri 'Tjipetir' di Eropa Terlacak Hingga Indonesia
Suatu hari di musim panas 2012, Tracey Williams sedang menemani
anjingnya jalan-jalan di pantai dekat rumahnya di Newquay, Cornwall,
Inggris. Perempuan itu melihat benda persegi hitam, mirip talenan, di
antara gundukan pasir.
Ia mendekati benda itu, menyentuhnya, rasanya kenyal seperti karet. Entah apa gerangan temuannya itu. Hanya ada satu petunjuk: tulisan 'Tjipetir' -- dengan huruf kapital -- yang terukir besar di tengahnya. Beberapa minggu kemudian objek serupa ditemukan di pantai berbeda, terbawa gulungan ombak ke tepian.
Penasaran berat, Williams lalu melakukan riset asal-usul benda persegi misterius itu. Ia mempelajari tentang kejadian kapal karam, selama Perang Dunia I, juga tragedi Titanic yang melegenda.
Dan ternyata, benda serupa juga muncul di seantero Eropa terbawa ombak, entah dari mana asalnya, bikin bingung siapapun yang menemukannya.
Spekulasi pun merebak di 'Benua Biru'. Media seperti Daily Mail dan Times berkali-kali memuat artikel tentang misteri itu. Pun dengan media Prancis, Lefigaro memuat tulisan panjang tentang hal serupa.
Williams tak mau larut dalam misteri dan spekulasi. Ia mencari tahu asal-usul dari benda persegi itu. Melacaknya dari kata 'Tjipetir'.
Dan ia menemukan, kata Tjipetir bersesuaian dengan nama sebuah kebun karet di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, yang beroperasi sejak akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Ketika Nusantara masih bernama Hindia Belanda.
Dan ternyata, benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia. Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20 digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Sebelum ada plastik -- material yang lebih modern -- gutta-percha digunakan sebagai bahan pembuat bola golf, hidung boneka teddy bear, pigura, juga aksesoris.
Williams lantas menyebarkan temuannya itu di laman Facebook-nya. Orang-orang pun makin ramai merespons dan berbagi 'Tjipetir' temuannya.
Ternyata benda persegi itu ditemukan tak hanya di Inggris dan Wales, tapi sampai di Shetland, Channel Islands, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Sejumlah orang juga melaporkan temuan karung dan gulungan karet.
Ia mendekati benda itu, menyentuhnya, rasanya kenyal seperti karet. Entah apa gerangan temuannya itu. Hanya ada satu petunjuk: tulisan 'Tjipetir' -- dengan huruf kapital -- yang terukir besar di tengahnya. Beberapa minggu kemudian objek serupa ditemukan di pantai berbeda, terbawa gulungan ombak ke tepian.
Penasaran berat, Williams lalu melakukan riset asal-usul benda persegi misterius itu. Ia mempelajari tentang kejadian kapal karam, selama Perang Dunia I, juga tragedi Titanic yang melegenda.
Dan ternyata, benda serupa juga muncul di seantero Eropa terbawa ombak, entah dari mana asalnya, bikin bingung siapapun yang menemukannya.
Spekulasi pun merebak di 'Benua Biru'. Media seperti Daily Mail dan Times berkali-kali memuat artikel tentang misteri itu. Pun dengan media Prancis, Lefigaro memuat tulisan panjang tentang hal serupa.
Williams tak mau larut dalam misteri dan spekulasi. Ia mencari tahu asal-usul dari benda persegi itu. Melacaknya dari kata 'Tjipetir'.
Dan ia menemukan, kata Tjipetir bersesuaian dengan nama sebuah kebun karet di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia, yang beroperasi sejak akhir Abad ke-19 dan awal Abad ke-20. Ketika Nusantara masih bernama Hindia Belanda.
Dan ternyata, benda persegi itu sejatinya bukan karet, namun mirip gutta-percha atau getah perca: lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, umumnya terdapat di Semenanjung Malaysia. Pada Abad ke-19 hingga pertengahan Abad ke-20 digunakan sebagai insulasi kabel telegraf yang melintang di dasar laut.
Sebelum ada plastik -- material yang lebih modern -- gutta-percha digunakan sebagai bahan pembuat bola golf, hidung boneka teddy bear, pigura, juga aksesoris.
Williams lantas menyebarkan temuannya itu di laman Facebook-nya. Orang-orang pun makin ramai merespons dan berbagi 'Tjipetir' temuannya.
Ternyata benda persegi itu ditemukan tak hanya di Inggris dan Wales, tapi sampai di Shetland, Channel Islands, Spanyol, Prancis, Belanda, Jerman, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Sejumlah orang juga melaporkan temuan karung dan gulungan karet.
Langganan:
Postingan (Atom)